Waspada 7 Tanda Kamu Perlu 'Puasa' Media Sosial
Daftar Isi
- 1. Terus-terusan cek aplikasi
- 2. Selalu 'online'
- 3. Sering membandingkan diri
- 4. Merasa tidak nyaman dan sedih
- 5. FOMO
- 6. Merasa terganggu
- 7. Terisolasi dari kehidupan nyata
Momen puasa Ramadhan kali ini mungkin perlu dibarengi 'puasa' bermedia sosial. Apa Anda merasa perlu? Simak tanda-tandanya.
Ketika memiliki waktu luang, sebagian orang langsung meraih ponsel dan membuka media sosial. Mulai dari X, Instagram, TikTok, dan aplikasi lain dibuka. Tak terasa, sudah lebih dari satu jam mata terpapar layar.
Meski unggahan berupa satu kalimat atau satu gambar, kadang ada gejolak emosi entah itu senang, sedih, iri, marah, atau perasaan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Terus-terusan cek aplikasi
Psikolog Adam Borland memberikan ilustrasi jari seperti autopilot membuka aplikasi. Kemudian Anda berakhir menghabiskan waktu dengan 'scroll' media sosial tanpa sadar. Merasa familiar? Ini pertanda Anda perlu istirahat.
2. Selalu 'online'
Sebuah riset menemukan orang berinteraksi dengan ponsel mereka sebanyak 2.617 kali sehari. Jika ada teman atau pasangan menegur Anda yang terlalu banyak memegang ponsel, Anda perlu mempertimbangkan untuk istirahat sejenak.
3. Sering membandingkan diri
![]() |
Media sosial seperti etalase di mana pemilik akun mengunggah apa pun yang mereka suka. Sangat mudah untuk menilai buruk diri sendiri setelah melihat unggahan orang lain.
"Ketika Anda membandingkan diri Anda secara negatif dengan apa yang Anda lihat di internet, Anda bisa mulai merasa bahwa hidup Anda sendiri kurang," kata Borland seperti dikutip dari Cleveland Clinic.
4. Merasa tidak nyaman dan sedih
Seperti interaksi langsung, interaksi via media sosial bisa berdampak pada kesehatan emosional. Anda mungkin merasa dibombardir dengan unggahan, komentar, percakapan yang tidak sejalan dengan nilai yang dianut.
"Jika Anda merasa bahwa menggunakan media sosial membuat Anda merasa sedih atau lebih buruk dari biasanya, itu pertanda istirahat," kata Alyssa Mairanz, konselor kesehatan mental, melansir dari CBS News.
Lihat Juga :![]() |
5. FOMO
FOMO atau fear of missing out berarti ada perasaan takut ketinggalan akan sesuatu yang menyenangkan.
"Orang-orang sering bilang bahwa itu membuat mereka merasa ada sesuatu yang menyenangkan terjadi yang mereka lewatkan," ujar Borland.
Lihat Juga :![]() |
6. Merasa terganggu
Jika muncul perasaan tidak nyaman, merasa terganggu dengan apa yang lewat di media sosial, maka ini saatnya 'puasa'.
7. Terisolasi dari kehidupan nyata
![]() |
Media sosial bisa membuat Anda merasa semakin sendirian. Kekurangan interaksi secara langsung dengan orang lain membuat Anda semakin merasa terisolasi.
(els/pua)(责任编辑:焦点)
- ·Kedekatan Anggota Paspampres dengan 2 TNI Penganiaya Masykur Hingga Tewas Diungkap Danpomdam Jaya
- ·Antrean Mengular, Ada Pengunjung Dapat Hadiah dari Jakarta x Beauty
- ·Sayuran yang Membuat Asam Lambung Naik, Hati
- ·Hasto Kristiyanto Jalani Sidang, Pendukung Teriakkan ‘Merdeka!’
- ·Hobi OTT, Berapa Uang Negara yang Diamankan KPK?
- ·Perjalanan Kereta Terpanjang di Dunia: dari Portugal ke Singapura
- ·Cukup 30 Menit, Rasakan 5 Manfaat Berjalan Kaki Rutin Tiap Hari
- ·Liburan ke Pantai Saat Cuaca Buruk, Awas Bahaya Ombak Tinggi!
- ·Pergantian Panglima TNI Sebut Jokowi Masih Dalam Proses
- ·Perhatikan, Ini Cara Tepat Menghangatkan Piza agar Renyah Seperti Baru
- ·6 Cara Gampang Bikin Wanita Mood Buat Bercinta, Pria Sudah Tahu?
- ·5 Makanan yang Dapat Memperbesar Payudara Secara Alami
- ·Cegah Praktik Percaloan Saat Melamar Kerja, Kemnaker Akan Terapkan Hal Ini
- ·Alasan Bayi Tak Boleh Minum Air Putih, Bisa Keracunan
- ·Panji Gumilang Koreksi BAP 5 Kali Sebalum Ditetapkan Sebagai Tersangka
- ·Awas, Simpan Banyak File di Ponsel Bisa Jadi Tanda Masalah Mental
- ·Menhub Dudy Pastikan Kelancaran Arus Balik Lebaran 2025
- ·Burung Pemakan Bangkai Tabrak Pesawat hingga Tembus Kokpit
- ·Sudah Diperiksa Polisi, Ajudan Ketua KPK Firli Bahuri Dipanggil Kembali Rabu Depan
- ·BI Jalin Kerja Sama dengan Bank Sentral China, Ini Tiga Keuntungan Menurut Ekonom Trimegah